Maju tidaknya suatu daerah dapat dilihat dari tinggi
rendahnya pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu daerah tersebut.
Jika kita telaah dari segi bahasa pertumbuhan ekonomi keberhasilannya
lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar
pendapatan dan tingkat output produksi yang dihasilkan, berbeda
dengan pembangunan ekonomi yang lebih bersifat kualitatif, bukan
hanya pertambahan produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam
struktur perekonomian. Namun pembangunan ekonomi tak lepas dari peranan-peranan
sektor yang ada dalam suatu daerah.
Dalam pembangunan ekonomi, sumberdaya alam sangat berpengaruh.
Sumber daya alam menjadi faktor yang sangat penting karena sumber daya alam
adalah salah satu unsur utama dalam proses produksi. Tanpa adanya sumberdaya
alam maka akan sulit terjadi proses produksi. Macam-macam sumber daya alam
dapat dibagi oleh beberapa jenis yaitu sumber daya alam yang yang
tidak dapat habis, Meliputi udara,energi materi dan air hujan, sumber daya alam
yang dapat diganti atau dapat diperbaikidan dipelihara, Meliputi air yang ada
ditempat, sumber daya alam yang dapat diperbaiki, Mencakup sumber daya miniral.
Sumber daya alam, yang meliputi tanah dan kekayaan alam seperti kesuburan
tanah, keadaan iklim/cuaca, hasil hutan, tambang, dan hasil laut, sangat
mempengaruhi pembanguanan suatu negara, terutama dalam hal penyediaan bahan
baku produksi .Namun sangat disayangkan dari jika baku tersebut dibiarkan
begitu saja. Tidak akan pernah bernilai jika dari mengolahnya. Karena hal itu
lah jika masyarakatnya belum termotivasi untuk memajukan diperlukan peran
pemerintah untuk memberikan kebijakan yang berkaitan dengan penumbuhan
keinginan masyarakat untuk membangun daerahnya.
Kebijakan Pemerintah yang berpihak pada sector riil akan
memudahkan pertumbuhan ekonomi. Tentu saja hal itu perlu di dukung dengan
Sumber Daya Manusia. Karena Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada
sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi
yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan. Tak lupa sistem politik dan
pemerintahan suatu daerah juga berpengaruh terhadap keberlangsungan proses
pembanguanan.
Peran pemerintah dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Banyuwangi
Potensi keunikan alam yang ada di Banyuwangi ini tengah
dilirik untuk digarap menjadi obyek wisata budaya. Keunikan yang ada di
Kabupaten Banyuwangi berbeda dengan Bali walau sama-sama mengandung unsure
budaya Hindu nya.
Peran pemerintah dalam pembangunan ekonomi di suatu daerah jelas
sangat dibutuhkan guna mendukung pembangunan tersebut. Karena pemerintah
merupakan stakeholder atau pemangku kepentingan dalam
pemberian keputusan “akan diapakan daerah tersebut”. Pemikiran yang panjang
tentang rencana pembangunan pasti sudah dipikirkan jauh-jauh hari oleh
pemerintah. Tinggal bagaimana merealisasikan rencana tersebut.
Saat ini Kabupaten Banyuwangi nya sedang gencar-gencar nya
melakukan promosi pariwisata kepada Indonesia serta dunia. Mengenalkan
keindahan alam serta budaya nya yang masih terkesan natural. Hal itu
dapat terlihat dari banyaknya iklan atau kebijakan-kebijakan pemerintah yang
mendukung hal tersebut. Seperti pembangunan infrastruktur dan fisik bagi
pengembangan wilayah ekowisata. Sebagian akses jalan melalui tempat wisata
diperbaiki untuk lebih memudahkan wisatawan kesana. Bahkan pemerintah
Banyuwangi telah membangun infrastruktur pada daerah selatan
Banyuwangi sebagai kawasan pelabuhan. Selain itu kawasan selatan telah pula
bangun bandar udara guna memudahkan akses kesana, Banyuwangi bagian tengah
diersiapkan sebagai sentra UMKM. Sedangkan bagian barat dimaksimalkan untuk
produksi hasil perkebunan dan kehutanan. Berkaitan dengan kebijakan Pemerintah
Banyuwangi untuk mesentralisasikan kawasan Industri sehingga di Kota
Banyuwangi tidak akan ditemukan banyak Mall karena dikhawatirkan
akan menggeser keberadaan pasar tradisional. Bukan itu saja Bupati Banyuwangi
Abdullah Azwar Anas menyadari peran penting internet sebagai instrumen untuk
meningkatkan kualitas kehidupan. Maka itu, infrastruktur digital dibangun dan
dikembangkan sedemikian rupa. Bekerja sama dengan slah satu PT Telekomunikasi
di Indonesia, dirilislah Banyuwangi Digital Society pada Maret 2013. Diresmikan
oleh Menkominfo Tifatul Sembiring dan Dirut Telkom Arief Yahya, kini Banyuwangi
mempunyai 1.700 titik wifi yang ada di tempat-tempat publik, mulai dari sekolah,
taman, hingga puskesmas.
Melalui hal itu diharapkan dapat masyarakat Banyuwangi dapat
menggunakan teknologi informasi internet dalam hal positive contohnya
mengenalkan potensi Banyuwangi lewat media sosial, berbisnis lewat internet
dsbnya. Program Digital Society ini juga telah membawa Banyuwangi mendapatkan
penghargaan di ajang Indonesia Digital Society Award (IDSA)
2013. Dalam ajang tersebut, Anas mendapat Certificate of Acknowledgement dalam
kategori Overall Society. Selain itu, Banyuwangi juga mendapat perhargaan
sebagai The Pioneer of Digital Society. Penghargaan diserahkan
Menkominfo Tifatul Sembiring di Jakarta pada April 2013. Namun semua
itu tak lepas dari partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pembangunan daerah
yang sudah dijalankan di Banyuwangi.
Dibantu oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Banyuwangi
(bappeda) dalam penyususunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang
perencanaan pembangunan daerah. Banyuwangi makin gencar melakukan pembangunan
di berbagai aspek tidak hanya disektor pariwisata saja.
Dan saat ini nama Banyuwangi semakin melejit di kawasan Jawa
Timur. Kabupaten Banyuwangi yang mulai dikenal di
Indonesia. Hal itu dapat dilihat banyaknya Penghargaan yang diperoleh.
Dari berhasil Banyuwangi meraihAnugerah Pangripta Nusantara Utama 2014 dari
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas). penghargaan daerah berkinerja saat
tinggi dari Kementerian Dalam Negeri. Perbaikan itu, di antaranya
penurunan kemiskinan dari level 20 persen menjadi ke level 9,93 persen selama
tiga tahun. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurun dari posisi 3,92 persen
menjadi 3,4 persen dalam tiga tahun terakhir. Tingkat pengangguran di
Banyuwangi lebih rendah dibanding Jatim yang sebesar 4,12 persen.
Di bidang penanaman modal, pada 2013, investasi yang masuk di
Banyuwangi mencapai Rp 3,2 triliun, meningkat hingga 175 persen dibanding
tahun 2012 yang sebesar Rp 1,1 triliun. Jika dibandingkan dengan 2010 yang
investasinya baru Rp 272 miliar, investasi di Banyuwangi melonjak drastis
hampir 1.100 persen. Tingkat pertumbuhan ekonomi Banyuwangi dalam tiga tahun
terakhir selalu di atas rata-rata nasional. Pendapatan per kapita per tahun di
Banyuwangi pada 2013 mencapai Rp 21,84 juta, meningkat dari posisi 2010 sebesar
Rp15,14 juta. Pendapatan per kapita di Banyuwangi termasuk yang tertinggi di
Jatim.
Hebat !