Hutang Indonesia berawal sejak jaman penjajahan Belanda. Ketika
Indonesia merdeka, bahkan hutang jaman Belanda pun diwarisi pada Indonesia.
Meski demikian, hutang ini tidak pernah dibayar oleh pemerintahan Soekarno.
Hutang Indonesia paling minim terjadi pada jaman Soekarno. Pada jaman Soeharto,
seperti sudah diketahui umum, hutang Indonesia meningkat. Hutang ini terus
diwariskan pada masa Habibie dan Abdurrahman Wahid. Hutang Indonesia pernah
menurun pada jaman Megawati. Meski demikian, cara beliau menurunkan hutang
menimbulkan kontroversi karena banyak aset bangsa yang dijual, bahkan ketika
itu BUMN yang sehat pun dijual demi membayar hutang. Namun, penyerapan anggaran
yang diperoleh melalui hutang terjadi maksimal pada masa Megawati. Meski
demikian, Megawati mewarisi hutang yang besar pada masa pemerintahan SBY. Dan
hutang pada masa pemerintahan SBY selama 2 periode pemerintahan terus meningkat.
Kondisi bangsa saat ini terlihat seperti gali lubang-tutup lubang.
Hampir semua lini dibiayai oleh hutang. Tahun ini dikabarkan penerimaan pajak
menurun. Yang mengkhawatirkan, setelah penerimaan pajak menurun, justru hutang
Indonesia bertambah. Tercatat hutang RI kini naik menjadi Rp. 2.023,72 triliun
pada April 2013 dibandingkan Rp. 1.975,42 pada akhir 2012.
Indonesia berhutang dan lebih banyak dihabiskan untuk keperluan rutin, seperti pembiayaan perjalanan dinas, membayar pegawai pemerintah, dan dikorupsi. Akibatnya, dari generasi demi generasi jumlah utang semakin besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar