[tulisan curhatan mantan aktivis mahasiswa ini saya buat di kompasiana 27 agustus 2016 belum di share disini. Jadi saya share disini. lumayan buat nambah2 postingan, biar kelihatan produktif wkwk ya walau latepost nya kadaluarsa bangeeeet]
Hm.. Perkenalkan, nama saya Siska, seorang yang dengan segera akan
menjadi seorang alumni dari jebolan perguruan tinggi negeri di
Surabaya.
Semasa kuliah dulu, saya adalah mahasiswa yang aktif
dalam berbagai kegiatan perkuliahan. Yaa,walau jika dibandingkan dengan
teman2 lainnya. Pengalaman saya memanglah jauh dibawah mereka.😓
Namun setidaknya, pengalaman yg didapat cukup jika sekedar dijadikan cerita bahwa menjadi seorang aktivis itu menyenangkan. 🙌
Capek iya senengnya luar biasa.
Sewaktu masih ikut organisasi duluuuuu (Beberapa semester yg lalu).
Agenda perkuliahan saya sebenarnya monoton. Monoton sekali.
Saya adalah mahasiswa kura-kura (kuliah rapat- kuliah rapat) kelas pagi.
Pagi
kuliah, siangnya dikampus entah mengerjakan apa, mengerjakan tugas2
kegiatan, atau hanya sekedar leyeh2 dikesekretariatan. .
Lalu
ketika sore datang saya pulang ke kos untuk mandi dan bersih diri, jika
ada rapat kegiatan, habis magrib saya kembali kekampus untuk rapat.
Dimarahin pak satpam pernah. Dikunci in pak satpam pernah, bahkan
digrebek pak satpam karena tidur di sekre pun juga pernah. .
Dan
jika tidak ada rapat, kewajiban saya adalah ngopi dg teman-teman (ya
walaupun sebenarnya pesennya bukan kopi tapi nutrisari tapi bagi kami
istilahnya tetap saja ngopi haha), ngopi sampai malam, bahkan sampai
subuh karena terkuncinya pintu kosan. 🙇🙇
Jika ngopi
adalah kewajiban. Hak saya adalah mendapat perlindungan sampai pagi
menjelang. Beruntunglah bagi saya mempunyai teman-teman yg bersedia
untuk menemani gadis perantauan yang jam 10 pintu kos nya sudah terkunci
ini.
Teman-teman saya dan saya memutuskan
untuk mengajak saya berkeliling kota surabaya ditengah malam. Kami
menyebutnya "wisata malam".
Kegiatannya ngapain ? Ya pindah tempat ngopi, diskusi, curhat, bercanda, tertawa dan bahagia tentunyaaaa..
Ya
saya perempuan, dan saya sadar akan konsekuensi sbg perempuan melakukan
hal itu. Tapi bagi saya. Jika saya tidak melakukan hal negatif yg dpt
meresahkan ibu saya itu tidak masalah. 😊
Lanjut
cerita (sok) ke aktivisan saya. Lalu Sabtu minggunya gimana ? Sabtu
minggu jika ada kegiatan agenda saya keluar kota. Jadi inilah salah satu
enaknya jadi aktivis. Ya. Bisa jalan-jalan kemana-mana. Haha
Kalau tidak ada bagaimana? Seperti wanita pada umumnya saya akan liat film koreaaa sepuasnyaaa 😂😂 .
Fix pulang kerumahnya kapan ?
Hmmm
saya adalah mahasiswa rantau yg berasal dari ujung timur pulau jawa.
Walau terhitung dekat dibanding teman-teman lainnya yang kuliahnya
beribu-ribu meter jauh disana. Jarak kepulangan saya ?
Paling
hanya 1 sampai 2 bulan sekali. Selain disibukkan dengan berbagai
kegiatan. Kepulangan yg lama ini juga sebuah bentuk penghematan. 😅
maklum anak kos. Lagipula saat itu tiket kereta api cukup mahal dan mau
naik bus 😓 ? Enggak !!!!!!
Saya adalah salah satu anak rantau
yang anti bus. #ahmanjakamusiss !! Bila dihitung selama 4th di Surabaya
kurang dr 5kali saya bersedia pulkam menggunakan transportasi ini.
Pahamlah.
Kembali ke cerita ke (sok) aktivisan saya.
Jadi aktivis kampus itu menyenangkan. Banyak pengalaman. Banyak berkah dan banyak makanan.
Percayalah,
kadang kami aktivis kampus sudah sangat cukup banget banget bahagia
jika ada 1 nasi bungkus ditengah-tengah aktivitas kami. Haha. Walau 1
bungkus itu harus rela dibagi dengan kawan kami. Kami sudah sangat cukup
bahagia. Karena itulah yang menjadikan kami sebuah keluarga.
Seorang
aktivis kampus harus rela meninggalkan pelajaran demi sebuah event
kegiatan, aktivis kampus harus rela di cap nakal karena ikut demo atau
aksi menentang penindasan (katanya).
Saya bukan
mengajarkan demo. Tidak !! Saya kurang menyukai demo. Tapi untuk sekedar
tau tidak apa-apa. Biar kalian merasakan, betapa sok kuasanya mahasiswa
ketika demo. Jalan raya ditutup, berteriak-teriak atas nama rakyat.
Hmmm tapi setelah merasakan demo, hentikan !!
Hmm. Ya
memang pandangan orang beda-beda tentang demo atau aksi mahasiswa ini.
Tapi saya mendukung setiap aksi positiv, kalau yg aksi mbleyer2 dijalan
dengan membawa bendera2 kampus ?? Hmm malu-maluin gak sih ???
Haha
tapi saya ngaku, saya pernah kok merasakan hal diatas. Sumpah malunya
itu looo. Ya gimana lagi. Namanya penasaraan ya jadilah saya massa demo
ikut-ikutan.
Ups
Untung saja wajahku gak mampang di tv
unyu yg pada akhirnya dilihat ibukku. Duh kalau iya. Hmm matilah. Pasti
kata ibukku "Sis sis, ndk suroboyo adoh-adoh, gak sinau malah demo,
duhhh.
Ada cerita lucu waktu saya ikut demo dulu.
Sempet waktu ikut demo dulu ditengah jalan ditanyain sama bapak-bapak
sinis "mbak, ikut-ikut ginian IPK nya berapa??" hmm ditanya-tanya IPK
guysss?? Gimana pendapatmu. Untungnya dulu saya masih pinter-pinternya
walau sekarang masih pinter kok. Masiiiiih. Jadi ya agak optimis gitu
jawabnya. "Segini pak" dengan nada agak bangga.
Lah habis gitu
bapaknya bilang "lah tapi kok gak pake helm ???" Jeng jeng jeng. Dan
akhirnya saya nokomen. Haha malu-maluin kan ? Ya begitulaaaaah. -_-
Lucu gak ?? Lucu setengah pelo sih jatuhnyaaa.
Tapi
please, itu cuma 2 kali. Selebihnya jika diajak lagi, banyak alasan
untuk menolak. Lebih baik berdiam di kampus leyeh-leyeh berburu wifi
gratisan.
Yaa mumpung ini masih anget-angetnya, masih
seneng-senengnya dapet gelar baru, yah agent of change "mahasiswa
baru". Cuma mau ngasih saran. Saran lo ya, jadi diterima alhamdulillah,
gak diterima gak apa apa. Hehe.
Saran dari kakak (ceilah kakak)
"Adek-adek
ku yg baik hatinya. Jadilah seorang yg aktiv di dalam kampus,
mahasiswa yg kehidupannya kuliah-pulang kuliah-pulang adalah mahasiswa
yang merugi. Kenapa??? Westalah pokok e rugi !" 😎 wkwkw
Pengen cerita banyak. Tp saya ini tipikal yg kalau sudah terlanjur nulis akhirnya keteruswkwkw
Jadilah aktivis yang bertanggung jawab. Tanggung jawab terhadap perkuliahan dan peran sebagai mahasiswa, sertasebagai keluarga.
Jadi stop dulu ah. Kalau mau diskusi monggo. Hehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar